UNBK Dihapus, Terbitlah AKM
AKM dan survei
karakter, terdiri dari soal-soal yang mengukur kemampuan bernalar menggunakan
bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan
penguatan pendidikan karakter. Bentuk soal AKM akan diperkenalkan kepada siswa
yang mengikuti simulasi UN tahun ini, sehingga ada kemungkinan pula
bentuk-bentuk soal tersebut juga akan keluar saat UN utama nantinya. Sedangkan
bagi guru juga akan diperkenalkan bentuk soal AKM sebagai gambaran bagaimana
mengelola proses pembelajaran kedepannya dan bagaimana melakukan penilaian
dengan bentuk soal AKM.
Bentuk soal AKM yang
diperkenalkan kepada guru, tidak terbatas hanya untuk guru mata pelajaran yang
di UN-kan saat ini, akan tetapi untuk semua guru mata pelajaran. Artinya bentuk
soal AKM merupakan bentuk soal lintas kompetensi, lintas bidang dan/atau lintas
mata pelajaran. Tidak lagi membedakan mata pelajaran secara signifikan akan
tetapi melihat sebuah kompetensi sebagai gambaran utuh dari puzzle berbagai
mata pelajaran. Mata pelajaran yang ada akan menjadi “tools” untuk membentuk
kompetensi tersebut.
Menurut Pak Menteri,
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah kompetensi yang benar-benar minimum di
mana kita bisa memetakan sekolah-sekolah dan daerah-daerah berdasarkan
kompetensi minimum. Ini kompetensi minimum kompetensi dasar yang dibutuhkan
murid untuk bisa belajar apa pun materinya. Ini adalah kompetensi minimum yang
dibutuhkan murid untuk bisa belajar apa pun mata pelajarannya.
Selanjutnya Pak Menteri
juga menjelaskan bahwa materi AKM ada dua yaitu literasi (baca-tulis) dan
numerasi. “Literasi’ bukan sekadar kemampuan membaca, tapi juga kemampuan
menganalisis suatu bacaan serta kemampuan untuk mengerti atau memahami konsep
di balik tulisan tersebut. Sedangkan ‘numerasi’ adalah kemampuan menganalisis
menggunakan angka. Dia menekankan ‘literasi’ dan ‘numerasi’ bukan tentang mata
pelajaran bahasa atau matematika, melainkan kemampuan murid-murid menggunakan
konsep itu untuk menganalisis sebuah materi. Bukan berdasarkan mata pelajaran
lagi. Bukan berdasarkan penguasaan konten materi.
tahun ini AKM dan
survey karakter diujicobakan, baik pada siswa maupun guru. Rencananya tahun
2021 AKM dan survey karakter sudah diterapkan sebagai pengganti UN.
Sekelumit Cerita dari
rekan yg sudah mengikuti AKM guru di SMK
Setelah submit, ada
perintah mulai mengerjakan soal. Tara…!!! Benar juga, redaksi soalnya
panjang-panjang, bahkan ada yang sehalaman, banyak gambar, grafik, table, dan
diagram. Menjawabnya pun ada yang dengan mencentang boleh lebih dari satu. Ada
yang memilih salah atau benar, pilihan ganda, dan ada pula yang uraian. Untuk
yang jawaban berupa uraian ini dibatasi jumlah karakternya.
Soal hanya 10 buah
dengan durasi 30 menit. Tapi yaitu, kami harus membaca dan memahami stimulusnya
terlebih dahulu. Terkadang harus mengulang agar lebih mengerti. Ketika menjawab
pun, kami terlebih dahulu harus membandingkan, mengidentifikasi, menganalisa
dan juga menyimpulkan terhadap permasalahan yang ditanyakan. Hal itu tidak bisa
dilakukan dengan tergesa-gesa, kami benar-benar harus berkonsentrasi agar bisa
menalar dengan baik.
Setelah selesai,
ternyata masih ada soal sesi berikutnya yaitu survey karakter. Jumlahnya 13
buah dengan durasi 30 menit. Kali ini berupa soal pilihan ganda yang berisi
kasus-kasus yang redaksinya lebih pendek. Tepatnya soal-soal yang sesi dua ini
mengarah pada penilaian kepribadian. Jadi kita diminta memilih
alternative-alternatif jawaban yang menurut kita tepat untuk menyelesaikan
permasalahan yang ditanyakan.
Ooo…ternyata AKM itu
begini to? Menurutku sangat bagus jika siswa dibiasakan menyelesaikan soal-soal
semacam ini. Soal-soal yang kontekstual, menyoal isu terkini, dan memerlukan
penalaran yang tinggi. Sehingga berpikirnya pun harus secara holistik dan
komprehensif. Dengan begitu, para guru juga semestinya harus membiasakan
bentuk-bentuk soal tersebut dalam keseharian proses penilaian. Proses
pembelajarannya pun juga harus mampu menghantarkan siswa dapat menjawab
berbagai bentuk soal seperti pilihan ganda, dari yang biasa hingga yang
komplek, uraian, missing word, menjodohkan, benar-salah, dan ceklist. Selain
itu tugas-tugas untuk siswa berupa proyek dan portofolio juga semakin
ditingkatkan